MULAI TAHUN 1964 – 2004
Pada bulan Juni 1964 – 1965 menempati
Kantor Perhutani Banjarnegara dengan jumlah siswa pada waktu itu 30
siswa. Tahun berikutnya 1965 – 1966 tambah siswa yaitu Kelas I : 67
siswa, Kelas II : 29 siswa
Pada tanggal 1 Agustus 1965 SMEA
Persiapan telah disetujui oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Kebudayaan
Republik Indonesia dengan Nomor : 469/B.3/Kedj. tanggal : 14 Agustus
1965 telah diputuskan SMEA Negeri Banjarnegara.
Karena tambahnya siswa dan ruang belajar
tidak memungkinkan maka mulai 1 Agustus 1965 pindah ke Perumahan satu
rumah dibuat 2 kelas lokasinya sebelah utara Terminal Banjarnegara, baru
berjalan ± 2 bulan karena ruang tersebut belum mencukupi untuk Ruang
Belajar, Ruang Guru dan Kantor, kemudian dari Bupati menyediakan tempat
di belakang Klenteng untuk penyimpan Trabelo ( Peti Mati ) orang-orang
Tionghoa, sedangkan Ruang Belajar SMEA di tempat belakang sebanyak 4
ruang sedangkan untuk Ruang Guru dan TU di depan.
Tahun 1967 –1968 tambah siswa yaitu Kelas I : 87 siswa, Kelas II : 67 siswa , Kelas III : 29 siswa
Tahun 1967 SMEA pertama kali mengikuti Ujian Negara sedangkan siswa kelas III tinggal 27 siswa dan bisa lulus semua 100%.
Tiap tahun masyarakat Banjarnegara (
anak – anaknya ) banyak yang berminat masuk sekolah ke SMEA sedangkan
ruang kelas tidak mencukupi akhirnya mendapat tambahan ruang kelas yaitu
di PMT Banjarnegara. Sedangkan jarak klenteng dan PMT agak jauh
sedangkan Guru dan TU sangat terbatas, maka Guru maupun tenaga
Administrasi dibagi 2 (dua) sedangkan Guru pengajarnya selalu kesana
kesini jalan kaki karena pada waktu itu tidak ada kendaraan sedangkan
sepeda saja yang bisa beli Guru yang sudah mampu.
Tahun 1967 – 1968 tambah siswa yaitu Kelas I : 121 siswa, Kelas II : 100 siswa, Kelas III: 67 siswa
Tahun 1968 kelas III mengikuti Ujian,
peserta 67 siswa yang dinyatakan lulus 63 siswa 94%. Karena tiap tahun
siswa SMEA selalu tambah, akhirnya kelas I masuk pagi sedangkan kelas II
dan kelas II masuk siang sebagian masuk di Taman Siswa Banjarnegara.
Setelah Gedung SMEA sudah jadi di Bawang
Banjarnegara, semua siswa maupun peralatannya dipindah ke Pucang
(Bawang) tetapi jumlah ruang kelas belum mencukupi unutk menampung kelas
I, II, III, sehingga sebagian ditempatkan di Gedung Baru (Pucang)
sebagian masih menempati Taman Siswa Banjarnegara.Gedung PMT dan
Klenteng diserahkan ke SMEP Persiapan Negeri Banjarnegara, yang sekarang
menjadi SLTP Negeri 2 Bawang.
Tiap tahun baru, dari masyarakat
Banjarnegara menghendaki ruang belajar dan peralatannya ditambah karena
desakan hasrat dari masyarakat akhirnya dari POM telah berhasil membuat
ruang lagi dengan meja kursi yan ditanggung oleh wali murid kelas I, II
maupun kelas III.
Mulai tahun 1969 SMEA Negeri
Banjarnegara baru bisa ditampung di Pucang ( Bawang ) itu berkat
kesadaran dan kemauan dari orang tua murid sehingga penambahan gedung
beserta peralatannya bisa terpenuhi, barulah SMEA Negeri Banjarnegara
Proses Belajar berjalan dengan baik sehingga hasil kualitas kelulusan
siswa SMEA Negeri Banjarnegara bisa dipercaya terjun kelapangan kerja
dengan hasil yang baik.
Kenyataannya Ujian Akhir Tahun 1969
peserta siswa kelas III 87 anak yang LULUS 84 anak 96,5% setelah LULUS
langsung dari Kantor-Kantor Kabupaten Banjarnegara minta Pegawai Lulusan
SMEA terutama dari BRI Cabang Banjarnegara. Untuk mengetahui
perkembangan siswa SMEA Banjarnegara sampai tahun 2004 bisa melihat pada
lampiran berikutnya.
RIWAYAT SINGKAT KEGIATAN
BAPAK DRS. IMAN WIDAYAT POESOKO
PADA SMEA BANJARNEGARA
Pada
bulan Juni 1964 Bupati Banjarnegara M.Soedjirno bermaksud mendirikan
SMEA Negeri di Banjarnegara dengan nama ( sebelum status kenegeriannya
turun ) digeri nama SMEA persiapan Negeri Banjarnegara.
Panitia pembangunan gedung SMEA Negeri
Banjarnegara dipercayakan kepada Ka.Pol.Res Banjarnegara yangpada waktu
itu dijabat oleh Bapak R.Bebo Gautama yang selanjutnya diteruskan oleh
Bapak Dikin Kartowiyoto karena Bapak R.Bebo Gautama alih tugas dan Bapak
Dikin Kartowiyoto sebagai penggantinya.
Seksi usaha pergudangan dipercayakan kepada Bapak Inspektur Polisi Andrias Sumardi.
Seksi pendidikan dipercayakan kepada
Bapak Iman Widayat Poesoko, BA dan Bapak Soegir Wartono, BA yang
berstatus sebagai guru SMEA Negeri Purwokerto yang diperbantukan, pada
SMEA Persiapan Negeri Banjarnegara.
Akhirnya datang lagi guru baru dari SMEA
Negeri Purwokerto yaitu Bapak Soeharto, BA yang diperbantukan juga pada
SMEA Persiapan Negeri Banjarnegara ( Bapak Soeharto adalah guru baru
lulusan dari Universitas Satya Wacana ). Jadi ada tiga guru SMEA Negeri
Purwokerto yang diperbantukan pada SMEA Persiapan Negeri Banjarnegara,
yaitu :
Bapak Iman Widayat Poesoko, BA sebagai Kepala Sekolah
Bapak Soegir Wartono, BA sebagai Wakil Kepala Sekolah
Bapak Soeharto, BA sebagai guru biasa
Adapun guru-guru lain adalah tenaga guru bantuan dari SMA Negeri Banjarnegara dan guru SPG Negeri Banjarnegara, antara lain :
Dari SMA Negeri Banjarnegara :
- Bapak Ismail, BA
- Bapak Boedi Soedjarwo, BA
- Bapak Soenarto, BA
- Bapak Hoffoer Adi Atmaja
- Ibu Atjih Soedarsih, BA
- Bapak Hoedojo, BA
Dari SPG Negeri Banjarnegara :
- Bapak Tasir Soediro, BA
- Bapak Soemartono, BA
Hubungan
kerjasama antara Iman Widayat Poesoko dengan Soegir Wartono sangat
akrab demikian juga hubungan kerjasama antara Iman Widayat Poesoko
dengan guru-guru bantuan dari SMA Negeri dan SPG Negeri Banjarnegara.
pendiri SMEA Neeri Banjarnegara yaitu yang bernama Bapak Abdul Kadi
Jaelani yang merupakan pembimbing dan penasehat dari kita sekalian.
Pada waktu itu sedang sulit-sulitnya
kehidupan ekonomi, walaupun demikian guru-guru tidak pernah
mempersoalkan honorarium pengajar, tetapi Bapak Iman Widayat Poesoko
tahu betul keberadaan kesulitan kita. Dia memberikan pangan berupa
burger kepada kita yang menghendaki, dimana burger itu berasal dari
gereja, kata beliau. Walaupun demikian burger kami terima dengan senang
hati dengan ucapan terima kasih sebesar-besarnya, kepada beliau Bapak
Iman Widayat Poesoko yang sudi memeperhatikan nasib dari teman-teman
seperjuangan.
Perlu dimaklumi bahwa bapak Iman Widayat
Poesoko tidak berdomisili di Ibu Kota Kabupaten tetapi beliau bertempat
tinggal di Kecamatan Klampok, tiap hari berangkat dengan mengendarai
kereta api yang pada waktu itu masih berjalan yang bernama SDS,
pulangnya juga naik kereta api. Jadi dia abonemen kereta api SDS.
Soegir Wartono bertempat tinggal di Desa
Talunamba, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara. Dia berangkat
dan pulang naik sepeda ontel. Jadi kedua-duanya baik Iman Widayat
Poesoko maupun Soegir Wartono berada di luar kota.
Kita berdua saling menanti kedatangannya
di sekolah. Sebagai tempat / posnya pertemuan kami berdua adalah pada
rumah kakaknya Soegir Wartono yang bertempat tinggal di Asrama Polisi
Banjarnegara, yaitu pada rumah Adis Karto Soedarmo anggota perintis pada
Polres Banjarnegara.
Di situlah tempat kami minum dan makan
ala kadarnya. Sekarang kakak kandung kami Adis Karto Soedarmo sudah
pensiun, jabatan terakhir adalah Kapolsek Banjarmangu Kecamatan
Banjarmangu dengan pangkat terakhir Letnan Dua.
Hubungan kami yang begitu baik dan akrab
itu tiba-tiba terputus, karena Bapak Iman Widayat Poesoko, BA dan Bapak
Soeharto, BA menyatakan diri keluar dari SMEA Negeri Purwokerto yang
diperbantukan kepada SMEA Negeri Banjarnegara, beliau memilih sekolah
lagi pada perwira cadangan (pacad ) di Semarang di mana selanjutnya
Bapak Iman Widayat Poesoko memilih kepada Angkatan Darat dan ditempatkan
di Bandung, sementara itu Bapak Soeharto memilh pada Kepolisian.
Sejak kami berpisah dengan Bapak Iman Widayat Poesoko kami bisa kontak/hubungan 2 kali dengan beliau :
Selagi saya masih menjadi Kepala SMEA
Negeri Banjarnegara dan Bapak Iman Widayat Poesoko kalau tidak salah
sudah berpangkat Mayor. Beliau datang dari Bandung menemui kami di
sekolah. Bapak Iman Widayat Poesoko sangat mengharapkan kalau kami pergi
ke Jakarta supaya mau bermalam pada rumah beliau, beliau memberikan
alamat rumah kepada saya, bahkan katanya saya akan dintarkan kemana saja
yang saya kehendaki sambil sekaligus rekreasi. Sayangnya saya tidak
memenuhi harapan beliau karena tidak ada tugas ke Jakarta.
Kira-kira pada tahun 1995, beliau
menghubungi kami lewat telepon di rumah, yang memberitahukan bahwa
putranya, yang ditugaskan pada Puskesmas di daerah Purbalingga (
Kemangkon ).Beliau kira kami masih di Purbalingga sebagai Kepala Sekolah
SMEA Negeri Purbalingga, sedangkan pada waktu itu saya sudah pindah di
Kanwil Propinsi Jawa Tengah sebagai Pengawas. Saya jawab bahwa orang
Purbalingga pada umumnya orangnya baik-baik, asal bisa menyesuaikan
diri.
Berita yang kami terima dari Bapak H.A.
Zaelani : Bapak Iman Widayat Poesoko baru datang dari rumah Bapak
Zaelani dan memberitahukan bahwa putranya yang bernama Drs. Widiyanto
Pusoko, SH diangkat sebagai Kapolres Bamjarnegara, oleh karena itu Bapak
Iman Widayat Poesoko titip putranya kepada Bapak H.A. Zaelani atas dasr
berita itu saya (Soegir Wartono, BA ada maksud sowan panjenengan yaitu
Bapak Drs. Widiyanto Pusoko, SH , dengan maksud untuk bersilaturahmi
turut merasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pengangkatan
putra Bapak Iman Widiyat Poesoko sebagai Kapolres Banjarnegara,
sekaligus ingin mohon kepada Bapak, apabila Bapak Iman Widayat Poesoko
rawuh / datang ke Banjarnegara saya sangat rindi dan ingin
kangen-kangenan dengan teman lama.
Ternyata Tuhan menentukan lain maksud
kami bertemu dengan Bapak Iman Widayat Pusoko ternyata bisa “ terkabul “
Tetapi beliau sudah tidak ada ( wafat ) yaitu dirumah Bapak, pada acara
pemakaman almarhum Bapak Iman Widayat Poeskoko. Semoga arwah beliau
diterima oleh Tuhan YME, dosa-dosanya diampuni dan amalnya diterima dan
semoga dia ditempatkan di sorga sesuai dengan mal bakti dan
perjuangannya pada Nusa Bangsa dan Pancasila.
Bapak Iman Widayat Poesoko adalah
merupakan salah satu pendiri/Perintis SMEA Negeri Banjarnegara dan
banyak sumbangan dan jasa-jasanya pada SMEA Negeri Banjarnegara.
Sebagai saksi membenarkan uraian Bapak Soegir Wartono, BA
- H.M. Zaelani Mantan Panitia SMEA Negeri Banjarnegara
- Boedi Soejarwo, BA Mantan Guru SMA Negeri Banjarnegara
- Ismail Dahlan, BA Mantan Guru SMA Negeri Banjarnegara
- Tasir Sudiro, BA Mantan Guru SPG Banjarnegara
- Adis Karto Soedarmo Mantan Kapolsek Banjarmangu.
SUSUNAN GURU SMEA NEGERI BANJARNEGARA TAHUN 1964
No | N a m a | Jabatan | Keterangan |
1 | Iman Widayat Poeskoko, BA | Kep. Sek. | SMEA N Purwokerto |
2 | Soegir Wartono, BA | Wkl. Sek. | SMEP N Wonosobo |
3 | Suharto, BA | Guru | SMEA N Purwokerto |
4 | Ismail, BA | Guru | SMA N Banjarnegara |
5 | Rahmat Effendi, BA | Guru | SMEP N Wonosobo |
6 | Boedi Sudjarwo, BA | Guru | SMA N Banjarnegara |
7 | Soenarto, BA | Guru | SMA N Banjarnegara |
8 | Hoffper Adi Atmojo | Guru | SMA N Banjarnegara |
9 | Aljih Soedarsih, BA | Guru | SMA N Banjarnegara |
10 | Hoedoyo, BA | Guru | SMA N Banjarnegara |
11 | Tasir Soediro, BA | Guru | SPG N Bawang Banjarnegara |
12 | Soemartono, BA | Guru | SPG N Bawang Banjarnegara |
SUSUNAN TATA USAHA
No | N a m a | Jabatan | Keterangan |
1 | Soetrisno | Kep. TU | Tahun : 1965 |
2 | Achmadi | TU | - |
3 | Soemitro | TU | - |
4 | Soeparmono | TU | - |
5 | R. Soenardjo | TU | - |
Dikasih foto kepala sekolahnya dong...
BalasHapus